Ada sebuah qasidah yang sangat akrab di telinga para santri, namanya Qasidah Munfarijah atau “isytaddi azmakum tanfariji”. Qasidah itu dik...
Ada sebuah qasidah yang sangat akrab di telinga para santri, namanya Qasidah Munfarijah atau “isytaddi azmakum tanfariji”. Qasidah itu dikarang oleh seorang waliyullah yang bernama Yusuf Bin Muhammad Bin Yusuf At-Tauzari At-Tilmasi. Beliau Lahir di Tozeur, Tunisia, 433 H / 1041 M. Kemudian Wafat pada tahun 513 H / 1119 M. Beliau dikenal dengan Abul Fadhl atau Ibn An-Nahwi. Seorang yang bermadzhab maliki.
Ia hidup di tengah-tengah lingkungan yang memiliki syekh-syekh besar. Sebut saja, abdullah bin muhammad as-syaqrothisi, piawai dalam hadits, bahasa, fikih, dan sastra. Ibn nahwi berguru langsung padanya. Ia belajar hadits bukhari dari al-Lakhmi. Dan banyak lagi ulama-ulama lainnya.
Ia dikenal alim, sholih, doanya terkabul, dan hatinya yang menyelam ke lautan Allah. Ia dikenal membela kitab ihya’ ulumiddin.
Setelah ia berkelana mencari ilmu, ia kemudian kembali ke kampung halamannya, Tozeur. Namun, disana ia hidup di lingkungan penguasa bertangan besi. Penguasa di sana menindas rakyatnya, tak terkecuali kepada Abul Fadhl.
Ia melarikan diri dari kampung halamannya, Tozeur. Ia ditindas penguasa dan apa yang dimilikinya dirampas. Abul Fadhl kemudian berpindah ke Aljazair, bertempat di masjid Bani Hammad. Sebagian warganya mengadu padanya karena ditekan penguasa di negara tersebut. Mereka minta supaya ia melapor kepada penguasa lalim agar mereka diizinkan kembali ke kampung halamannya. Kemudian ia melagukan sebuah syair yang dikarang imam As-Syirazi
لبست ثوب الرّجا والناس قد رقدوا……وقمت أشكوالى مولاي ما أجــــدُ
وقلت يا ســـــــيدي يا منتهى أملي……يا من عليه بكشف الضّـــرّ أعتمدُ
أشكو اليك أمورا أنـــــــت تعلمها……مالي على حمـــلها صبرٌ ولا جلَدُ
وقد مددتُ يدي للضّـــــــرّ مشتكيا……الـــــــيك يا خير من مُدّت اليـه يدُ
Ya Tuhanku, pada saat aku terlelap, orang-orang memintaku bantuan. Mana aku bisa Hai Tuhanku, hai zat yang menjadi akhir harapanku, wahai zat yang bisa melebur kesulitan. Aku bergantung dan mengadu akan suatu masalah yang engkau paling tahu. Aku sendiri tak mampu bersabar. Aku menjulurkan tangaku seraya berdoa agar Engkau menghilangkan mara bahaya dariku. Wahai zat yang bisa diandalkan ketika kami berdoa.
Pada suatu hari sang penguasa bermimpi hingga mengagetkan dia, sampai-sampai ia terbangun. Penguasa tersebut lalu mengkhiri drama kelalimannya. Ia mengakui dosa dan kesalahannya. Pengusa yang bertaubat tadi mengembalikan barang-barang Abul Fadhl. Pada saat bermimpi, sang penguasa tersebut bertemu dengan Rasulullah Saw. Nabi bersabda: “Utuslah seseorang mendatangi Abu Fadhl ke masjid di Aljazair! Penuhi kebutuhannya!”. Khalifah melakukannya. Ia mengutus seorang utusan untuk mencarinya. Setelah ditemukan, Abu Fadhl kemudian menghadap ke khalifah
Khalifah: “apa yang kamu inginkan Abu Fadhl?”
Kemudian Abu Fadhl menceritakan apa yang dia ingin. Ia juga ingin agar barang yang ia miliki dikembalikan. Khalifah bertanya, “apa wasilahmu kepada Rasulullah?” Abu Fadhl kemudian membacakan nadzam al-munfarijah.
إِشْتَدِّيْ أَزْمَـــةُ تَنْفَـــرِجِيْ * قَدْ آذَنَ لَيْلُـكِ بِالْبَـــلَجِ
Semua kesusahan dan kesedihan, sekalipun sudah mencapi titik puncaknya, pasti akan diganti dengan kebahagiaan dan kelapangan. Sebagaimana pergantian waktu malam. Shubuh akan menyingsing waktu malam ketika malam telah mencapai puncaknya.
Imam Tajuddin As-Subuki menyatakan: kasidah munfarijah itu mujarab /manjur sekali untuk menghilangkan kesusahan atau kesedihan. Banyak sekali ulama yang meyakini kasidah ini mengandung nama Allah yang paling mulia (al-ism al-a’dzom). Tiada orang yang berdoa dengan kasidah munfarijah kecuali doanya akan terkabul.
Kasidah ini berisi anjuran agar kita tetap bersabar menerima segala musibah, kesulitan dan kesialan. Semua itu sudah tercantum dalam lauh al-mahfudz. Kita tinggal menerima saja. Kita tidak boleh iri juga kepada orang yang mungkin diberi kelebihan atas kita.
Bait terakhir berisi wasilah doa kepada Rasulullah, sahabat, dan keluarga Rasulullah agar doa yang kita panjatkan terkabul dan kesusahan yang kita derita cepat menghilang.
وَإِذَا بِكَ ضَاقَ الْأَمْرُ فَقُلْ * إِشْتَدِّيْ أَزْمَةُ تَنْفَـــرِجِيْ
يَــــــــــارَبِّ بِــــــــهِمْ وَبِـــــــــــــــــآلِهِمْ * عَجِّلْ بِالنَّصْرِ وَبِالْفَرَجِ
Kalau kamu sedang menghadapi kesulitan dan kesusahan, bacalah kasidah yang dimulai dengan
اشتدى ازمة تنفرجى ساختمى
Ya Allah, ya tuhanku, dengan wasilah kepada Rasulullah, para sahabat, kerabat dan keluarga Rasulullah, saya mohon semoga Engkau cepat-cepat memberikan pertolongan dan kebahagiaan.
Ia hidup di tengah-tengah lingkungan yang memiliki syekh-syekh besar. Sebut saja, abdullah bin muhammad as-syaqrothisi, piawai dalam hadits, bahasa, fikih, dan sastra. Ibn nahwi berguru langsung padanya. Ia belajar hadits bukhari dari al-Lakhmi. Dan banyak lagi ulama-ulama lainnya.
Ia dikenal alim, sholih, doanya terkabul, dan hatinya yang menyelam ke lautan Allah. Ia dikenal membela kitab ihya’ ulumiddin.
Setelah ia berkelana mencari ilmu, ia kemudian kembali ke kampung halamannya, Tozeur. Namun, disana ia hidup di lingkungan penguasa bertangan besi. Penguasa di sana menindas rakyatnya, tak terkecuali kepada Abul Fadhl.
Ia melarikan diri dari kampung halamannya, Tozeur. Ia ditindas penguasa dan apa yang dimilikinya dirampas. Abul Fadhl kemudian berpindah ke Aljazair, bertempat di masjid Bani Hammad. Sebagian warganya mengadu padanya karena ditekan penguasa di negara tersebut. Mereka minta supaya ia melapor kepada penguasa lalim agar mereka diizinkan kembali ke kampung halamannya. Kemudian ia melagukan sebuah syair yang dikarang imam As-Syirazi
لبست ثوب الرّجا والناس قد رقدوا……وقمت أشكوالى مولاي ما أجــــدُ
وقلت يا ســـــــيدي يا منتهى أملي……يا من عليه بكشف الضّـــرّ أعتمدُ
أشكو اليك أمورا أنـــــــت تعلمها……مالي على حمـــلها صبرٌ ولا جلَدُ
وقد مددتُ يدي للضّـــــــرّ مشتكيا……الـــــــيك يا خير من مُدّت اليـه يدُ
Ya Tuhanku, pada saat aku terlelap, orang-orang memintaku bantuan. Mana aku bisa Hai Tuhanku, hai zat yang menjadi akhir harapanku, wahai zat yang bisa melebur kesulitan. Aku bergantung dan mengadu akan suatu masalah yang engkau paling tahu. Aku sendiri tak mampu bersabar. Aku menjulurkan tangaku seraya berdoa agar Engkau menghilangkan mara bahaya dariku. Wahai zat yang bisa diandalkan ketika kami berdoa.
Pada suatu hari sang penguasa bermimpi hingga mengagetkan dia, sampai-sampai ia terbangun. Penguasa tersebut lalu mengkhiri drama kelalimannya. Ia mengakui dosa dan kesalahannya. Pengusa yang bertaubat tadi mengembalikan barang-barang Abul Fadhl. Pada saat bermimpi, sang penguasa tersebut bertemu dengan Rasulullah Saw. Nabi bersabda: “Utuslah seseorang mendatangi Abu Fadhl ke masjid di Aljazair! Penuhi kebutuhannya!”. Khalifah melakukannya. Ia mengutus seorang utusan untuk mencarinya. Setelah ditemukan, Abu Fadhl kemudian menghadap ke khalifah
Khalifah: “apa yang kamu inginkan Abu Fadhl?”
Kemudian Abu Fadhl menceritakan apa yang dia ingin. Ia juga ingin agar barang yang ia miliki dikembalikan. Khalifah bertanya, “apa wasilahmu kepada Rasulullah?” Abu Fadhl kemudian membacakan nadzam al-munfarijah.
إِشْتَدِّيْ أَزْمَـــةُ تَنْفَـــرِجِيْ * قَدْ آذَنَ لَيْلُـكِ بِالْبَـــلَجِ
Semua kesusahan dan kesedihan, sekalipun sudah mencapi titik puncaknya, pasti akan diganti dengan kebahagiaan dan kelapangan. Sebagaimana pergantian waktu malam. Shubuh akan menyingsing waktu malam ketika malam telah mencapai puncaknya.
Imam Tajuddin As-Subuki menyatakan: kasidah munfarijah itu mujarab /manjur sekali untuk menghilangkan kesusahan atau kesedihan. Banyak sekali ulama yang meyakini kasidah ini mengandung nama Allah yang paling mulia (al-ism al-a’dzom). Tiada orang yang berdoa dengan kasidah munfarijah kecuali doanya akan terkabul.
Kasidah ini berisi anjuran agar kita tetap bersabar menerima segala musibah, kesulitan dan kesialan. Semua itu sudah tercantum dalam lauh al-mahfudz. Kita tinggal menerima saja. Kita tidak boleh iri juga kepada orang yang mungkin diberi kelebihan atas kita.
Bait terakhir berisi wasilah doa kepada Rasulullah, sahabat, dan keluarga Rasulullah agar doa yang kita panjatkan terkabul dan kesusahan yang kita derita cepat menghilang.
وَإِذَا بِكَ ضَاقَ الْأَمْرُ فَقُلْ * إِشْتَدِّيْ أَزْمَةُ تَنْفَـــرِجِيْ
يَــــــــــارَبِّ بِــــــــهِمْ وَبِـــــــــــــــــآلِهِمْ * عَجِّلْ بِالنَّصْرِ وَبِالْفَرَجِ
Kalau kamu sedang menghadapi kesulitan dan kesusahan, bacalah kasidah yang dimulai dengan
اشتدى ازمة تنفرجى ساختمى
Ya Allah, ya tuhanku, dengan wasilah kepada Rasulullah, para sahabat, kerabat dan keluarga Rasulullah, saya mohon semoga Engkau cepat-cepat memberikan pertolongan dan kebahagiaan.
COMMENTS